Follow Linkedin Lokernusa, dapatkan update Lowongan Kerja. Klik !

Cara Menghasilkan Uang dengan Membeli Reksadana

Dari reksadana pasar uang hinga reksadana saham, apa saja kelebihan dan kekurangannya? dan bagaimana cara yang benar membeli reksadana ?
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Reksadana

Apa itu Reksadana? Apa kelebihan dan kekurangannya, dan gimana cara membelinya ?Kali ini Lokernusa akan mengulasnya.

Sebenarnya sudah banyak artikel yang menjelaskan tentang reksadana tapi hampir semuanya sepertinya ada unsur jualannya. Maksudnya, di artikel yang sudah ada itu kebanyakan ujung-ujungnya jualan website atau service, yang biasanya promo dengan kata-kata “reksadana bisa untung 20% per tahun, ayo membeli reksadana ! Belinya lewat link ini ya….bla bla bla.. gitu.”

Nah, itu bisa jadi agak bias karena kalau kita jelasin reksadana tapi tujuannya jualan, yang kami perhatikan itu banyak artikel yang tidak menjelaskan sisi minusnya, misalnya: tentang biayanya, atau tentang adanya potensi kerugian di reksadana, dan jadinya itu seperti jual janji manis saja, gitu.

Yang mau kami coba bikin di artikel ini yang tidak pake jualan, benar-benar hanya ingin memperkenalkan ke pembaca mengenai apa sih itu reksadana tidak hanya menjelaskan positifnya, tapi juga akan bahas potensi negatifnya.

OK, kita mulai ya..

Jenis-jenis Reksadana

Jadi reksadana itu, intinya merupakan produk finansial atau keuangan, dimana kita, serta ribuan orang lain, yaitu para Investor, mengumpulkan dana kita menjadi satu kemudian diserahkan ke pihak lain yang disebut perusahaan “manager investasi” untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan, mulai dari saham, obligasi, hingga pasar uang.

Nah, jenis reksadana tadi itu akan menentukan ke mana uang kita akan diinvestasikan oleh manager investasi.

Di Indonesia, biasanya ada 4 jenis macam reksadana yang bisa kita temui. Yang pertama itu Reksadana Pasar Uang. Kalau kita berinvestasi ke reksadana pasar uang, maka uang kita akan diinvestasikan ke SBI atau Sertifikat Bank Indonesia dan deposito.

Lalu ada Reksadana Pendapatan Tetap. Untuk jenis reksadana ini, mayoritas uang atau dana kita akan dimasukan ke surat hutang atau obligasi.

Kemudian ada Reksadana Saham. Untuk jenis ini, uang kita 80% ke atas akan dibelikan saham.

Dan keempat ada Reksadana Campuran. Sesuai namanya, untuk reksadana ini uang kita akan dimasukkan ke obligasi, saham, dan juga deposito.

Kelebihan Reksadana

Nah, kenapa kita tidak investasikan sendiri saja uang kita ke saham atau obligasi ? apa sih kelebihan lewat reksadana?

Kita mulai dari sisi kelebihan atau positifnya.

Kelebihan Pertama adalah adanya Manager Investasi.

SBI atau Sertifikat Bank Indonesia itu apa sih ? Obligasi atau Bonds itu apa sih? Membeli saham gimana ya caranya?

Kalau kita sebagai pemula dan tidak bisa menjawab tiga pertanyaan di atas tadi plus tidak punya waktu untuk cari tahu lebih baik kita investasi di reksadana.

Karena harapannya sang Manager Investasi ini, karna dia kumpulan orang-orang profesional keuangan yang ahli dan berpengalaman dalam berinvestasi. Jadi kita tinggal titipkan uang kita ke mereka, dan mereka yang akan mikir caranya gimana untuk mendiversifikasi aset, dan gimana caranya agar mendapat keuntungan maksimal.

Jadi intinya, kelebihannya kita bisa titipkan uang kita ke orang yang ngerti bagaimana cara berinvestasi yang baik dan mereka yang sepenuhnya akan mengembangkan uang kita.

Kelebihan kedua adalah reksadana bisa dibeli secara eceran. Maksudnya, dengan uang yang relatif kecil yaitu dengan hanya 100 ribu rupiah kita sudah bisa mulai membeli reksadana.

Coba kalau kita bandingkan dengan instrumen keuangan lainnya kalau kita membeli sendiri, deposito misalnya. Untuk kita bisa mendapat bunga deposito tinggi, yang kira-kira setara dengan reksadana pasar uang, biasanya minimal kita harus memasukkan uang 1 miliar rupiah untuk obligasi, kalau kita membeli sendiri, umumnya minimal kita harus membeli dalam kelipatan 5 juta rupiah atau bahkan 50 juta rupiah untuk bisa masuk ke obligasi, lalu untuk saham kita minimal harus masuk satu lot, atau 100 lembar. Dan harganya itu sangat tergantung harga saham, bisa aja satu lembar nya itu 50 ribu rupiah, dan umumnya broker pun mengharuskan minimal kita melakukan penempatan dana 5 juta rupiah untuk bisa mulai jual beli saham.

Jadi kelebihan kedua ini adalah orang-orang yang tadinya mungkin uangnya belum cukup untuk mulai berinvestasi sendiri, kalau pakai reksadana, dia bisa mulai berinventasi kecil-kecilan dari 100 ribu rupiah tadi.

Ketiga Reksadana itu bersifat likuid atau bisa dijual kapan saja semau kita, berbeda dengan deposito misalnya, dimana kita harus menunggu tanggal jatuh tempo terlebih dahulu baru bisa dicairkan. Kalau reksadana, kita bisa mencairkannya kapan saja.

Kekurangan Reksadana

Nah, berikutnya kita masuk ke kekurangannya nih yang jarang disebut oleh orang-orang yang jualan reksadana.

Pertama, ada fee. Ingat manager investasi tadi yang mengurus uang kita? Nah kita harus membayar fee atas jasa layanan atau bantuan mereka.

Untuk fee manager investasi sendiri itu bervariasi, namun biasanya akan ada fee sebanyak dua kali, yang pertama itu ketika kita transaksi membeli reksadana. Fee umumnya 1% sampai 3%, kemudian nanti juga ada fee ketika kita jual itu biasa nya 0.5% sampai 1%.

Jadi sebelum kita membeli reksadana, jangan lupa untuk cek dan hitung fee nya berapa sebagai bahan pertimbangan.

Kedua adalah kinerja dari manager investasi, ini juga bisa jadi sisi kekurangan reksadana karena banyak juga saat-saat dimana manager investasi yang kita pilih tidak menghasilkan kinerja yang baik, misalnya kinerjanya kalah dibanding produk lain dari manager investasi lainnya atau bahkan bisa saja reksadana saham kinerjanya bisa lebih buruk daripada indeks saham IHSG.

Jadi kan sedih juga, kita udah bayar fee 2% tapi ternyata kinerjanya kalah dibandingkan dengan indeks, jadi sebenarnya kalau kita punya niat untuk belajar instrumen keuangan atau belajar saham dan kita punya waktu juga untuk rutin memantau dan melakukannya, bisa jadi akan lebih baik kalau kita berinvestasi sendiri tanpa melalui reksadana.

Sisi minus lainnya adalah NAB, Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah harga wajar dari portofolio suatu reksadana setelah dikurangi biaya operasional Reksadana. NAB dalam Reksadana belum settle pada saat transaksi.

Nah, NAB ini baru akan dihitung dan baru akan fix saat di akhir hari, jadi ketika kita transaksi di siang hari kita tidak akan tahu kita lagi beli atau jual di NAB harga berapa saat transaksi, dan ini makin diperparah lagi kalau kita membeli reksadana di bank, karena kalau kita membeli reksadana di bank kita harus transaksi sebelum jam 12 siang untuk mendapatkan NAB harga di hari itu.

Jadi kalau kita misalnya beli jam 3 sore kita akan dapat NAB di hari besoknya yang kita lebih gatau lagi itu di harga berapa.

Jadi untuk reksadana saham khususnya, bisa saja ada perubahan harga yang signifikan di akhir hari yang tidak sesuai dengan prediksi kita. Misalnya kita memprediksi beli di harga murah, bisa saja nanti ternyata di tengah hari harganya menjadi naik, dan akhirnya kita membeli di harga yang tidak sesuai dengan prediksi kita.

Resiko Reksadana

Lalu sekarang kita masuk ke resikonya reksadana, ini juga sesuatu yang penting, yang jarang disebutkan oleh orang yang jualan reksadana.

Tapi kami tidak masukan resiko ke dalam daftar negatif reksadana atau daftar minus, karena resiko ini sebenarnya ada pada semua instrumen keuangan, entah itu reksadana, obligasi, maupun saham, yang penting sebelum kita masuk ke reksadana, kita harus paham resikonya.

Untuk reksadana pasar uang, resikonya terbilang yang paling kecil. Karena uang kita akan dinvestasikan oleh manager investasi ke deposito, maka keuntungannya tiap tahunnya juga rata-rata mirip dengan deposito. Kisaran 4% hingga 6% per tahun.

Resikonya besarnya adalah kalau tiba-tiba ekonomi Indonesia hancur, kalau kita punya deposito itu masih dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), maksudnya kalau banknya bangkrut LPS yang akan mengganti uang deposito kita, asalkan di bawah 2 miliar rupiah. Sedangkan kalau kita berinvestasi di reksadana pasar uang, nah itu tidak ada yang menjamin.

Nah, begitu masuk ke reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran mulai makin gede nih resikonya, karena sudah mulai ada obligasi dan saham berarti mulai ada resiko penurunan harga.

Untuk reksadana pendapatan tetap dan campuran dalam satu tahun bisa saja keuntungannya hingga tiga kali lipat dari deposito, tapi karena tadi ada resiko penurunan harga bisa aja dalam satu tahun yang kita terima bahkan di bawah bunga deposito, tergantung harga obligasi dan harga saham.

Dan terakhir reksadana saham, ini yang resikonya paling besar. Walaupun biasanya tidak jauh dari pergerakan indeks harga saham gabungan atau IHSG ya.

Tapi kalau kita salah timing atau salah pilih Manager Investasi bisa aja tuh, sering, dalam tiga tahun kok uangnya tergerus terus tidak pernah untung. Nah itu resikonya, dan reksadana saham ini yang sering ada janji seakan-akan keuntungannya bakal 20% per tahun. Faktanya, reksadana terbaik aja itu rata-rata keuntungannya 12-16% per tahun, nah itu yang terbaik yang lain itu bisa sangat bervariasi, dalam jangka waktu 5 tahun ada yang per tahunnya tuh hanya 4% atau bahkan lebih kecil.

Cara Membeli Reksadana
Marketplace Reksadana

Cara Membeli Reksadana

Cara paling mudah untuk membeli reksadana adalah lewat bank. Mudah, karena pastinya kan kita semua sudah punya nih rekening di bank, jadi yang perlu dilakukan adalah membeli reksadana lewat bank yang sama. Caranya ada dua, bisa langsung ke cabang atau bisa melalui layanan online. Kalau di cabang, kita harus ketemu dengan customer service atau CS, atau juga bisa bertemu dengan yang namanya relationship manager, karna biasanya reksadana itu tidak semua cabang dan tidak semua CS bisa menjual karena butuh sertifikasi khusus.

Selanjuta, kita bisa memilih reksadana yang kita mau dilanjutkan dengan mengisi formulir, setelah itu bank otomatis akan memindahkan dana kita dari rekening ke manager investasi, ini bisa dilakukan di bank-bank manapapun, seperti bank BCA dan bank Mandiri.

Yang kedua, ada beberapa bank yang juga sudah mulai maju dalam jual beli reksadana, biasanya bank-bank yang relatif lebih kecil.

Jadi kita tidak perlu ke cabang untuk buka reksadana tapi cukup lewat online atau lewat aplikasi di handphone. Ini sangat menghemat waktu karena kita bisa transaksi dari manapun, tapi kalau kita belum punya rekening di bank-bank kecil tersebut kita tetap harus satu kali ke cabang untuk buka rekening, aktifin aplikasi dan aktifin reksadana, nah setelah itu baru kita bisa beli lewat handphone, tiga bank yang kami tahu bisa untuk membeli reksadana lewat online adalah Bank Commonwealth, yang kedua Bank Permata, dan ketiga ada Citibank.

Selain bank, banyak cara lain untuk membeli reksadana, yaitu bisa melalui perusahaan sekuritas atau yang paling mudah bisa melalui website seperti situs jual beli Tokopedia atau Bukalapak dimana kedua situs jual beli ini sudah menjual reksadana, atau ada juga website yang khusus melayani jual beli reksadana seperti Bibit, Bareksa, Ajaib dan sebagainya.

Tapi tetap saja akan ada langkah tambahan untuk buka akun di situs-situs tersebut dan setiap transaksi pastinya tetap saja akan ada step tambahan yang melibatkan rekening bank kita, kalau tidak transfer ya pake m-banking.

Namun ada keuntungan tambahan juga kalau kita lewat sekuritas atau pemain baru kaya website-website tadi, yaitu: fee-nya akan lebih rendah dari bank, bahkan bisa gratis.

Sampai sini dulu penjelasan kami mengenai apa itu reksadana.

Intinya jika kita tidak punya waktu untuk belajar dan memantau pergerakan obligasi dan saham, maka reksadana adalah pilihan yang lebih tepat untuk kita memulai berinvestasi.

Yang penting kita harus pastikan bahwa kita udah tahu nih semua resiko dan semua fee yang ada sebelum kita bisa mulai beli reksadana.

Tapi walau begitu, kami juga menyarankan agar setiap orang untuk sesegera mungkin memulai berinvestasi, mau itu deposito, reksadana, ataupun saham. Kita harus mulai belajar sedini mungkin dengan dana sekecil mungkin yang kita bisa.

Mari bergabung di Grup Telegram "LOKERNUSA", caranya klik link https://t.me/lokernusacom kemudian join. Kamu harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.